Selasa, 24 Februari 2015

Pesan Rindu

"Hai, lagi dimana?.."
"Udah makan belum?.."
"Jaga kesehatan ya, jangan terlalu capek.. :) "

Selama ini ingin rasanya aku mengirimkan pesan seperti itu kepadamu, setiap hari.
Ketika pesan sudah tertulis, kata-kata sudah tersusun rapi, dan pesan tinggal dikirim, rasanya aku tak mampu untuk melakukan. Entah karena aku terlalu takut akan keadaan diriku, atau pun aku terlalu takut dengan kenyataan yang akan kau balas.
Aku tahu aku memang terlalu pengecut, tapi itulah yang ku alami. Kebimbangan dan ketakutan melihat kenyataan, kenyataan yang belum pasti terjadi.

Hari ini sebenarnya aku ingin menemui, di tempat biasa kamu berkumpul dengan teman-temanmu. Aku sangat rindu, rindu saat kita mengobrolkan hal-hal yang tidak penting sampai lupa waktu.
Aku sangat rindu, dengan selalu membenarkan poni rambutmu, walaupun sebenarnya tak ada yang salah dengan ponimu itu.
Aku sangat rindu, menatap wajahmu untuk waktu yang lama.
Dan aku selalu rindu bersamamu.
Tapi, kenyataanya hari ini dewi fortuna tidak mendukungku, ku kirimi pesan lewat telpon genggam ku ini dan tak ada balasan darimu, dan aku pun memutuskan pergi dari tempat itu. Walaupun setelah aku pergi kamu mengirimiku pesan dan memberi kabar dimana kau berada.

Aku tidak terlalu berharap dengan semua perasaanku ini, tapi ini sangat menggangguku. Aku membutuhkan kebenaran, aku membutuhkan kenyataan.
Tak masalah, bagiku semua itu keindahan dari hidup.

Semoga kamu selalu bahagia, dan semoga bahagiamu itu ketika selalu bersamaku.

#30HariMenulisSuratCinta




Minggu, 22 Februari 2015

Janjiku

Untuk sebuah tulisan yang akan menentukan masa depan, aku ingin mengungkapkan semua rasa yang saat ini selalu aku rasakan.
Rasa gundah akan masa depan, rasa bimbang akan masa depan, dan rasa putus asa akan masa depan. Entah darimana datangnya semua perasaan itu, yang pasti itu semua sekarang sangatlah menggangguku.

Untuk sebuah lembar kertas yang tersusun menjadi sebuah buku, rasanya tak pernah adil jika bertahun-tahun aku menutut ilmu hanya ditentukan olehmu. Bertahun-tahun aku bertanya dan hanya akan terjawab olehmu.

Untuk bab demi bab yang seharusnya cepat ku selesaikan, maafkan aku jika di dalam panjangnya waktu untuk mengerjakanmu, aku sering mengumpat, entah apa pun itu.

Untuk sebuah tanggung jawab besar dalam hidupku, engkaulah jaji yang harus aku tepati kepada kedua orang tuaku. Engkaluh rasa bangga yang harusnya ku dapat dari kedua orang tuaku.

Dan untuk skripsi yang harus aku selesaikan, aku berjanji, aku akan menyelesaikanmu, dan aku akan membuat bangga kedua orangtuaku.

#30HariMenulisSuratCinta


Sabtu, 21 Februari 2015

Surat untukmu

"Coz there's something in the way you look at me...."
" It's as if my heart knows you're the missing piece.. "
"You make me believe that there's notheing in this world I can't be.."
"I'd never know what you see.."
"But there's something in the way you look at me..."

Kata-kata berbahasa inggris di atas adalah sepenggal lirik lagu yang dinyanyika merdu oleh seorang penyanyi asal Filipina, kalau gak salah sih, dan entah siapa namanya penyanyi itu, aku lupa. Lagu tersebut selalu dan selalu saja berputar tanpa aku minta, dari sebuah alat pemutar musik di dalam otak sebelah kiriku, ya.. ketika aku mengingatmu.
Kenapa bisa seperti itu? Mungkin, karena saat itu, lagu tersebut menjadi salah satu lagu kesukaanmu.

Memang,
Berawal dari tak saling kenal, aku mulai mencari tahu siapa dirimu.
Berawal dari tak pernah tahu, aku pun mulai tahu semua tentang dirimu.
Berawal dari rasa ingin tahu, saat itu pula aku mulai mencintaimu.

Mungkin kata-kata di atas lah yang sesuai untuk menggambarkan bagaimana diriku saat itu, diriku yang terbelunggu rasa ingin tahu dan berakhir dengan kata "Aku Cinta Kamu". Aku tak akan munafik, kalau selama tiga tahun ini tak ada satu orang pun yang bisa menggantikan rasa cintaku untukmu. Mungkin memang terdengar alay, lebay, atau apalah, tapi memang kenyataanya seperti itu.

 Beberapa hari yang lalu setelah kita bertemu, karena alasan aku merindukanmu, iya memang aku selalu merindukanmu, ada seorang sahabatku yang bertanya kepadaku, "Apa alasanmu menyukai dia?" dan aku pun menjawab, "Ndak tahu." ya karena emang ndak tahu.
Dan dia pun bilang ke aku, "Perjuangkan cintamu, itu adalah cinta yang tulus, cinta yang tanpa membutuhkan alasan untuk merasakannya."
Ingin rasanya memerjuangkan cinta ini untukmu, tapi aku selalu saja kebingungan untuk mengawalinya dan selalu kebingungan untuk meyakinkanmu kalau semua ini bukan candaanku.

Lewat surat ini aku hanya ingin menyampaikan isi hatiku, yang selama ini selalu saja mengganjal karena tak tahu harus dibagaimanakan,
Lewat surat ini aku tak pernah berharap merubah semuanya yang sudah ada dan yang belum ada,
Lewat surat ini aku hanya ingin mengucap "Aku Selalu Mencintaimu".

Lalu aku harus mulai dari mana?